Sabtu, 03 Agustus 2013

Ternyata, Bali Juga Punya Tradisi Lebaran




Siapa bilang di Bali tidak ada tradisi Lebaran yang seru. Meskipun di Pulau Dewata mayoritas penduduknya beragama Hindu, umat Islam di Bali punya tradisi Ngejot. Seperti apa, datang saja dan saksikan sendiri!

Ngejot, adalah tradisi Bali dalam memberikan makanan kepada tetangga sebagai rasa terima kasih. Umat Hindu biasa melakukannya saat merayakan Hari Raya Galungan dan Kuningan. Nah, umat Muslim di Kampung Islam Kepaon, Denpasar Selatan atau di Muslik Pegayaman di Kabupaten Buleleng, melakukan Ngejot kepada warga dan kerabat dekat menjelang atau pada Hari Raya Idul Fitri.


Jika warga Hindu ngejot makanan berupa urab, lawar, daging babi, maka umat muslim ngejot makanan khas Lebaran, seperti opor ayam. Ketua Takmir Masjid Al Muhajirin Kampung Islam Kepaon, Ikhsan Ibrahim, mengatakan tradisi Ngejot hingga kini masih lestari, khususnya komunitas Muslim yang bermukim di daerah pedesaan.

"Tradisi Ngejot bagi umat Muslim di Kepaon, sebagai wujud kerukunan antarumat beragama sehingga tetap mesra dan harmonis, hidup berdampingan satu sama lainnya," kata Ibrahim.

Tidak hanya Ngejot, selama Ramadan masih ada tradisi yang menarik yaitu Megibung. Ini adalah buka puasa dengan makan bersama dalam satu nampan. Megibung ini juga tradisi turun-temurun warga Kampung Islam Kepaon di hari 10, 20 dan 30 hari puasa. Dijelaskan Ibrahim, makna dari Megibung ini adalah berbagi kebersamaan di antara warga.

 

"Maknanya adalah kebersamaan, jadi tidak hanya khusus untuk warga di kampung sini, kami juga menerima para musafir dan mereka yang berkunjung untuk ikut megibung," ujarnya.

Kegiatan Megibung di Kampung Islam Kepaon ini dimulai menjelang bedug tanda berbuka puasa berbunyi. Satu persatu warga berdatangan ke Masjid Al-Muhajirin. Mereka berkumpul di teras masjid sembari menunggu datangnya waktu berbuka puasa. Saat waktunya tiba, kolak dan berbagai jajanan pun dibagikan.

Usai menyantap kolak, warga pun bersiap mengikuti salat maghrib. Setelah salat, barulah warga melakukan makan bersama dengan cara Megibung. Semua berbaur, ada Melayu, Bugis, Palembang maupun dari Bali sendiri. Mereka berkelompok 4-5, orang kemudian dibagikan makanan dalam nampan dan mereka makan bersama.

Tak hanya warga setempat, warga dari luar pun turut larut dalam kebersamaan itu. Seperti yang dikatakan Sugimo, meski dirinya bukan warga asli Kampung Islam Kepaon, namun ia tertarik untuk ikut serta dalam megibung. Pria yang tinggal di Renon, Denpasar, kegiatan ini terkesan dengan kebersamaan yang dilakukan oleh warga Kampung Islam Kepaon.

"Saat ini memang kita semua perlu meningkatkan rasa kebersamaan," pungkasnya.

Menikmati Lebaran di Bali seru juga, bukan? Di sisa hari Ramadan, traveler bisa ikut Megibung di masjid-masjid. Sementara di Hari Raya Idul Fitri nanti, mereka juga bisa ikut menerima Ngejot dari warga sekitar. Sumber DetikTravel.


TravelQu